Jumat, 13 November 2009

Islam Itu Indah

Pengantar Redaksi Vol.iv/no.44/1429 H/2008/hal: 2

Islam Itu Indah
Sesungguhnya islam tidaklah sesempit yang digambarkan banyak orang yang dimana islam hanya dikaitkan dengan pelaksanaan ibadah -ibadah mahdhah seperti shalat,puasa,zakat atau haji.islam adalah sebuah sistem hidup yang sebenarnya mengajarkan banyak hal kepada pemeluknya .jika mau mengali kandungan islam,kita akan menjumpai bertaburnyaajaran yang [salah satunya]menyinggung tentang adap,seperti adap orang tua, anak, saudara,tetanga,masyarakat,hingga pemerintah.demikian adap bertemu,berbeda pendapat,makan maupun minum,dan sebagainya.saking lengkapnya islam punmengajarkan tentang adap bersin,menguap,hingga buang hajat.
Demikian lengkap dan sempurna,hanya sayangnya kebanyakan kaum muslimin justru mengabaikannya.Di samping di karenakan awam,sebagian kita merasa cukup jika ia telah menunaikan shalat,berpuasa ramadhan,zakat atau[jika mampu]berhaji.Padahal jika semestinya jika ibadah-ibadah tersebut dikerjakan dengan baik,ikhlas dan sesuai tuntuna Rasulullah SAW,dapat membuahkan akhlak yang baik bagi para pelakunya.Maka lebih-lebih jika kandungan islam lainya dipraktikan dengan di landasi akidah yang benar,niscaya kemaslahatan dalamkeluarga dan bermasyarakat akan terwujud.
Tidak akan kita jumpai tetangga yang saling mengganggu baik dengan lisana maupun tindakanya .Tidak ada anak yang membangkang terhadap orangtuangnya.Tidak perlu pula ada pertumpahan darah hanya karena berebut warisan.Intinya,tidaka akan kita jumpai kezaliman antarsesama anaka manusia karena diliputi kesejukan dan kedaimaian.
Sudah semestinya,jika kita dikaruniai hidayah bisa mengnala islam secara benar dengan dalil-dalilnya,berupaya memelopori sekaligus mendakwahkan penerapan adab-adab islam di tengah nasyarakat.Meski perlu di catat,kita dihadapakan pada masyarakat awam yang heterongen yang tentu saja pemahamanya masih karut marut.Ada yang fanatik ormas,fanatic mazhab,fanatic partai,kultus serta takild buta dengan individu tertentu,dsb.Ada yang menganggap kesyirikan sebagai wasilah[sarana]mendekatakandiri kepada Allah SWT.Ada pula yang tidak paham sunnah bahkan sampai pada taraf mencelanya,dan sebagainya.
Oleh karena itu mendakwahi masyarakat umum jelas di butuhkan sikap bijak.Bergelutnya mereka dngan syirik ,bid’ah,maupun ma’siat,tidak lantas disikapi secara sama rata.Mengenalkan al-haq[sesuai kemampuan]kepada mereka menjadi tahapan yang harus di kedepankan.Bukan belum-belum sudah menjaga jarak serta dengan mudahnya memvonis orang lain sebagai ’ahlul ma’siat”sehingga itu di jadikan dalil untuk menjauhi bahkan memusuhi mereka.Padahal bisa jadi orang yang di maksud tak pernah mengerti halal-haram,sekedar ikut-ikutan dngan tradisi yang telah berkembang di masyarakat ,bahkan ada yang sangat asing dengan ajaran-ajaran islam.
Semestinya kita menyuburkan sikap empati dengan sejenak menengok ke belakang saat kita belum mengenal dakawah,belum mengenal man tauhid dan mana syirik,mana halal mana haram,serta mana sunnah dan mana bid’ah.Masa-masa itulah yang tengah di hadapai masyarakat umumnya.Lebih-lebih kita sadara bahwa pada dasarnya syariat itu berat di bandingkan hawa nafsu.Sehingga itu menjadi pelecut semangat kita untuk tidak surut dalam mendakwahi masyarakat awam,tentunya dengan tetap menaati rambu-rambu syariat .Jangan sampai sikap yang tidak pada tempatnya justru membuat masyarakat lari ,Kita tanamkan di benak kaum muslimin,islam tidakalah seram,tidak kaku,….karena islam itu indah!


0 komentar:

Posting Komentar